Archives

gravatar

Linggarjati (Kuningan)


Linggarjati
Sebuah desa yang terletak di kaki Gunung Ciremai, antara kota Cirebon dan Kuningan. Di tempat ini dilangsungkan Perundingan Linggarjati antara Indonesia dan Belanda pada tahun 1946. Tempat diselenggarakannya Perundingan Linggarjati kini dilestarikan sebagai Museum Linggarjati.
Desa Linggajati berada di wilayah Cilimus, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Desa ini terletak pada ketinggian 400 meter dari permukaan air laut. Desa ini mudah dijangkau, baik dari Kota Cirebon maupun Kota Kuningan. Jarak tempuh dari Kota Cirebon adalah sekitar 25 km, sementara jika dari Kota Kuningan berjarak sekitar 17 km. Jumlah penduduk Desa Linggajati tahun 2008 setidaknya tercatat lebih dari 3600 jiwa. Sekitar 75% penduduknya berprofesi sebagai petani.

gravatar

Pulau Umang (Banten)

Pulau Umang
Merupakan salah satu alternative tempat tujuan berlibur untuk membuang kepenatan setelah berhari hari anda bekerja. Pulau berpasir putih dan nyaman ini terletak di sebelah selatan Ujungkulon, Propinsi Banten.Bila anda tinggal di Jakarta dan sekitarnya, anda bisa menuju pulau umang melalui tol Jakarta – Merak. Setelah sekitar dua jam melalui jalan tol, keluar melalui pintu Tol Serang Timur, dilanjutkan berkendara selama kurang lebih dua jam lagi untuk mencapai desa sumur. Sesampainya di Sumur, Pulau Umang Resort & Spa menyediakan garasi penyimpanan mobil selama pelancong berada di Pulau Umang. Tetapi bila anda malas membawa kendaraan sendiri, resort ini menyediakan sarana transportasi melalui pemesanan.Dari sumur, kita bisa mencapai pulau ini dengan menyewa atau naik perahu yang tersedia, dan hanya memakan waktu sekitar 5~10 menit karena jaraknya yang cukup dekat.Pulau umang menyajikan hal hal menarik untuk dinikmati. Kita bisa melihat pasir putihnya yang indah menawan sambil menyusuri dermaga menuju pulau. Pemandangan pantainya yang sangat menawan sangatlah cocok untuk tempat melakukan pemotretan sebelum menikah.

gravatar

Pantai Sawarna (Banten Selatan)


Pantai Sawarna
Sawarna ± 230 km dari Ibukota Jakarta menuju arah Banten Selatan, desa yang rimbun di pinggiran hutan Perhutani dan dipagari oleh lautan Samudera Hindia seakan tertutup oleh pandangan masyarakat luas akan keberadaan desa tersebut. Akses utama menuju lokasi tersebut dapat di tempuh dengan mudah oleh kendaran roda empat melalui jalur Pandeglang–Malingping–Bayah atau dapat juga melalui jalur Pelabuhan Ratu–Cisolok. Memasuki kota Malingping, pemandangan indah pun mulai tampak. Pemandangan pesisir pantai di sebelah kiri jalan dipadu dengan sawah pertanian yang menghijau di sebelah kanan jalan. Memasuki desa Bayah, pemandangan pun berganti dengan pemandangan hutan tropis.
Kebanyakan orang tidak akan tahu dimana tepatnya keberadaan desa Sawarna ini, akses jalan yang minim petunjuk sampai dengan letak jantung desa tersebut dari jalan utama masih berjarak 6 km lagi. Tepat di pintu masuk menuju desa tersebut terpampang tulisan "Selamat Datang di Desa Wisata Sawarna", namun semakin dalam menuju arah yang dituju tidak ditemukan dimana desa tersebut, dimana obyek wisata yang ditawarkan tersebut, akan membuat penasaran.
Jembatan besi merupakan awal perjalanan menuju Desa Sawarna, lebih jauh memasuki jalan tersebut akan disuguhi oleh pemandangan hutan Perhutani yang lebat, pohon–pohon besar berdiri dengan angkuh.
Sawarna juga tempat asik untuk penggila surfing, terutama surfer mancanegara, saat tiba di sana sempet dikagetkan dengan deru kurang lebih 5 ojek yang membawa surfer bule, lengkap dengan peralatan surfingnya.
Sawarna memang patut di juluki The Hiden Heaven on Earth. Cantik banget abisan!!!

Route : Jakarta - Tomang - Tol Merak - Serang - Pandegelang - Malingping - Bayah - Sawarna (about 260 km – 6 to 7 hours drive)

gravatar

Pantai Sayang Heulang (Garut)

Pantai Sayang Heulang
Tak jauh dari Santolo, masih di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, terdapat lokasi wisata lain, yaitu Sayang Heulang. Pantai itu berjarak sekitar 1 kilometer dari Santolo dengan tarif masuk Rp 2.000 per orang.

Di sana ada sejumlah warung sederhana yang terbuat dari kayu. Ada pula penginapan, tetapi tanpa penyejuk udara (AC). Tarifnya rata-rata Rp 50.000 per malam. Angkutan umum yang melewati jalur di pantai selatan itu adalah bus Budiman jurusan Pangandaran-Rancabuaya. Menurut Jajang Hermawan (40), penjaga warung, terdapat sekitar 20 penginapan di Sayang Heulang dengan kipas angin di kamar. Untuk makan, tamu bisa membeli di warung yang ada.
"Di sini daya tariknya hanya pantai. Ada yang datang bersama pasangan, keluarga, atau kelompok," kata Jajang.
Wisatawan datang dari Garut, Tasikmalaya, Bandung, dan Jakarta. Sayang Heulang paling ramai dikunjungi pada Sabtu dan Minggu dengan jumlah wisatawan sekitar 500 orang per hari. Di luar itu, obyek wisata ini hanya dikunjungi 50 orang per hari.
Beberapa warung menjajakan kerang mata lembu. Disebut seperti itu karena warnanya putih bulat, kira-kira sebesar mata lembu. "Harganya Rp 15.000 per kilogram. Tak ada yang jual matang. Rasa seperti kerang kebanyakan, untuk obat kuat," kata Isur (42), penjaga warung. (BAY)


Sumber: Harian Kompas, Sabtu, 13 Juni 2009